Tuesday, February 1, 2011

6 Film Asia yang Mengubah Saya Menjadi Gila Film

Awal mula ketertarikan saya dengan dunia film terjadi ketika saya duduk di bangku SMA. Pada waktu itu, hampir setiap minggu, saya berusaha menghasut teman – teman saya agar menemani ke Glodok, salah satu surga film untuk kantong anak seumuran saya pada waktu itu. Glodok merupakan daerah yang meninggalkan banyak kenangan, di sana saya berkenalan dengan Stanley Kubrick, Danny Boyle, Julio Medem, Quentin Tarantino, Takashi Miike, dan masih banyak lagi. Seiring dengan bertambahnya pengetahuan, saya menjadi semakin tertarik pada dunia film Asia, terutama film horornya. Kedekatan latar belakang sejarah dan tradisi membuat hati saya lebih mudah tersentuh ketika menonton film dari negara- negara tersebut ketimbang dari daerah Barat. Dalam kesempatan ini, saya ingin membahas beberapa film Asia yang punya andil besar bagi ketertarikan saya itu.  Selamat menikmati dan semoga artikel ini dapat menjadi racun bagi anda yang belum tertarik untuk menikmati film – film asia :)

Suicide Club (Shion Sono, 2001)
Saya masih ingat pengalaman pertama saya dengan film “gila” ini. Waktu itu, saya masih duduk di kelas 2  SMA, dan di tengah berbagai masalah khas anak remaja waktu itu, judul film yang mengandung kata suicide sangatlah menarik perhatian untuk ditonton. Saya sama sekali tidak tahu film ini tentang apa, dan ketika film ini dimulai dengan muncratan darah segar para murid sekolah lewat adegan yang tidak pernah terlintas sedikit pun dalam hati, saya kaget luar biasa. Ketika film ini selesai, hal pertama yang saya lakukan adalah mandi, lalu mulai mencari info tentang film serupa lewat internet.

Ichi The Killer (Takashi Miike, 2001)
Suicide Circle menjadi film sadis pertama yang mengubah pandangan saya terhadap film Jepang. Ichi the Killer adalah yang kedua. Berbekal berbagai adegan brutal di Suicide Club, saya menjadi semakin pede dan tertarik untuk merasakan film – film Jepang lain yang punya efek sama, saya lalu memutuskan untuk menonton Ichi the Killer. Saya mungkin siap dengan segala kebrutalannya, tapi yang tidak saya duga, film ini tidak sedikitpun memberikan  istirahat sama sekali. Rentetan adegan – adegan brutal yang dikemas secara kreatif ini benar – benar jauh lebih gila dari yang saya perkirakan. Bahkan, Kakihara (Tadanobu Asano) sempat menjadi mimpi buruk bagi saya lewat mulut lebarnya yang mirip dengan kisah hantu legenda Jepang tersebut. Selesai menonton, saya langsung penasaran, siapa otak yang bisa membuat film sebrutal ini? Takashi Miike. Sejak saat itu saya menjadi tergila –gila dengan filmnya.

Seri Troublesome Night (1997 - 2002)
Masih ingat ketika RCTI menayangkan film horor dari Hong Kong setiap hari sabtu jam 9 pagi ? Itu adalah waktu favorit bagi saya. Waktu itu sekolah masih memiiliki sistem 6 hari, karena dari itu, setiap kali saya sedang libur, acara tersebut sebisa mungkin tidak pernah saya lewatkan. Dari sekian banyak film horor HK yang ditayangkan, Troublesome Night merupakan film yang paling saya suka. Format horor dicampur komedi ringan ini merupakan format yang sangat pas untuk dijadikan film hiburan menyenangkan.  Film ini bisa dibilang sebagai gerbang masuk bagi saya ke dalam dunia horor asia yang mencengangkan. Sampai sekarang, saya masih menyempatkan diri untuk menonton film ini  jika ingin mendapatkan hiburan ringan sebelum istirahat malam. Ngomong-ngomong, film terbaiknya menurut saya hanya dari yang pertama sampai kelima saja.

Friend (Kwak Kyung-taek, 2001)
Perkenalan saya dengan Friend berawal ketika saya mengunjungi sebuah stand VCD diskon di Carrefour. Sebelumnya saya sama sekali tidak mengetahui kalau Korea Selatan punya industri film yang cukup besar. Ketika itu, berhubung harga VCDnya yang menggiurkan, saya menjadi tertarik untuk membeli film ini tanpa tahu apapun tentangnya, Friend menjadi salah satu film yang sangat berkesan bagi saya. Film yang mengisahkan hubungan persahabatan dari kecil ini, diluar dugaan, dikemas dengan visual yang indah dan cerita dengan gayanya  yang sedikit mengingatkan saya akan film HK yang tidak pernah setengah – setengah dalam menceritakan sebuah kisah tragis.

Serial Experiment Lain (1998)
Oke, ini mungkin bukan seperti film lain di atas, tapi Serial Experiment Lain atau SeLAIN harus saya masukkan ke list ini karena besarnya pengaruh anime ini terhadap saya. Untuk itu, saya harus berterimakasih sebesar-besarnya kepada Animonster yang sudah membahas secara detail anime  ini di salah satu edisinya, dan membuka mata saya bahwa anime Jepang tak hanya sekedar film anak – anak dan hentai saja. Berbicara tentang SeLAIN, anime ini sangat berkesan bagi saya karena perjuangan saya untuk mencari anime ini tidaklah mudah. Waktu itu, internet di Indonesia belum mampu untuk mengunduh serial seperti ini, dan saya pun belum pernah mencari info tentang toko yang menjual serial anime di Jakarta. Tapi perjuangan ini tidak sia – sia, setelah berhasil mendapatkannya, saya dibuat terkagum – kagum dengan konsep ceritanya yang lain daripada yang lain, dan ceritanya yang cukup creepy untuk ukuran sebuah serial animasi. Pada akhirnya, SeLAIN berjasa besar karena memancing saya untuk berkenalan terhadap serial anime alternatif seperti FLCL, Boogiepop Phantom, Haibani Renmei, dan Kino no Tabi.  

Beth (Aria Kusumadewa, 2002)
Saya mengenal film ini lewat guru audio visual saya ketika SMA dulu. Dia membuka film ini dengan kata – kata antusias penuh semangat yang membuat saya bertanya – tanya, “film apa itu Bats, horrorkah ?” Apa yang saya kira sebagai Bats, ternyata adalah Beth, sebuah film independen garapan Aria Kusumadewa yang membuka mata dah hati saya ketika itu. Pada waktu itu, film Indonesia baru saja bangkit, tapi nama – nama yang saya tahu punya tema yang cenderung komersial dan tidak terlalu menarik bagi saya. Karena itu, film yang dibintangi Bucek Depp dan Ine Febriyanti ini membuat saya terkagum – kagum lewat latar rumah sakit jiwanya  dan cerita percintaan yang dipenuhi adegan – adegan “heboh” seperti adegan kecoa yang masih saya ingat sampai sekarang. Saking sukanya dengan Beth, saya menghadiahi pacar saya dengan VCD film ini, walaupun dia sendiri tampaknya tidak begitu tertarik.


1 comment:

  1. mas aku mau nanya itu nyari vcd film beth nya dimana mas? aku penasaran sma filmnya

    ReplyDelete