Friday, January 7, 2011

Cronicas (Sebastián Cordéro, 2004)


 Vinicio(Damián Alcázar) muncul dari tengah danau. Ia mengusap tubuhnya dengan sabun, setelah selesai, ia kembali ke pinggir danau, memasukkan beberapa pakaian dan sebotol minuman keras ke dalam kantong plastik. Beberapa lama kemudian, pria yang sama tadi dikeroyok oleh beberapa orang di tengah kerumunan desa. Ia tidak sengaja menabrak seorang anak kecil yang tiba - tiba berlari ke arah mobilnya. Di depan anak laki-laki dan istrinya yang sedang hamil, pria tadi dibantai habis-habisan. Ayah si korban tampaknya tidak puas hanya memukulinya saja, ia lalu menuangkan minyak ke tubuh pria tersebut, lalu hendak membakarnya. Untung saja, pria tadi masih memiliki tenaga untuk memadamkan api yang sudah mulai menjalar dari seluruh tubuhnya. Tiba - tiba, dari antara kerumunan penduduk yang marah, muncul seorang reporter berita dari Miami, Manolo. Manolo melerai mereka dan berhasil meredam emosi warga. Pria tersebut dan ayah si korban kemudian berhasil diamankan oleh polisi setempat.

Kejadian tersebut membuat Manolo menjadi pahlawan di desa tersebut. Ketika Manolo (John Leguizamo) mengunjungi penjara dalam pembuatan fitur untuk acara televisinya, ia menemukan pria tersebut sedang menyendiri, tanpa mengenakan busana, dengan badan yang berlumuran kotoran manusia (sebuah trik yang lazim dilakukan di penjara tersebut jika seorang tahanan sedang terancam nyawanya). Di tengah pengambilan gambar, pria tadi memohon agar Manolo mau membuat satu episode khusus tentang dirinya, agar dia bisa bebas dari penjara. Sebagai gantinya, pria tersebut akan memberikan info tentang keberadaan Monster of Babahoyo, pembunuh berantai yang sudah memperkosa dan membunuh puluhan anak kecil di desa tersebut. Siapakah sebenarnya pria tersebut ? Mengapa ia bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan pembunuh yang sudah lama dicari - cari oleh para polisi ? Semakin sering ia bertemu dengannya, Manolo semakin yakin kalau pria tersebut tak lain dan tak bukan adalah si pembunuh berantai tersebut.

Cronicas dibuka dengan rentetan adegan yang seakan - akan menghantam kedua mata kita dengan keras. Saya berhasil dibuat menahan napas, ketika melihat adegan pengeroyokan tersebut. Mungkin karena adegan pengeroyokan lalu pembakaran massal sudah sering saya baca di koran - koran lokal. Rentetan adegan - adegan yang intens tersebut berlangsung sekitar 10 menit. Setelah itu, tensi film perlahan - lahan melambat dan tokoh sentral berpusat kepada Manolo dan kru-nya. Hal yang membuat Cronicas berbeda dengan film - film thriller dengan tema serupa adalah fokus film ini bukan kepada siapakah si pembunuh berantai tersebut, tapi lebih kepada pilihan moral Manolo, yang sedang naik daun, terhadap 2 kemungkinan, meraih sukses dengan membuat fitur tentang pria tersebut, atau mengikuti hati nuraninya untuk tetap mencurigai pria tersebut dan melaporkannya kepada polisi. Dengan cerita seperti ini, tampaknya Sebastián Cordéro ingin menyentil media - media yang di era modern ini semakin memiliki kekuatan untuk mengontrol persepsi masyarakat yang percaya dengan apa yang ditayangkan di televisi, "if it's on TV, it must be the truth." Hal itu yang ada di benak para penduduk desa tersebut, yang rata - rata hidup di bawah garis kemiskinan dan melihat para reporter TV, terutama Manolo, sebagai harapan untuk mendapatkan fakta.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian dari film ini, siapa lagi kalau bukan, John Leguizamo. Sebagai satu-satunya aktor Hollywood dan aktor yang tidak bisa berbicara bahasa Spanyol, John Leguizamo terlihat seperti benar fasih dengan spanglish nya. Aktingnya di film ini juga dapat menjadi penegasan bahwa ia merupakan aktor serba bisa dengan range akting yang luas. Satu lagi yang tidak bisa dilupakan adalah Damián Alcázar. sebagai Vinicio, seorang pria misterius yang mencoba mengontrol Manolo untuk mendapatkan kebebasannya, ia terlihat begitu lemah dan tidak berdaya, namun seakan-akan menyimpan sesuatu yang gelap dan mencekam.

Entah apa yang membuat Cronicas tidak begitu terdengar namanya, padahal, saya rasa film ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat meledak di pasaran. Walaupun belum bisa disejajarkan dengan film - film "kelas berat" seperti Cache atau Spoorloss, Cronicas setidaknya merupakan film yang solid dan menarik, disturbing dan mencekam tanpa harus terlihat vulgar.

No comments:

Post a Comment