Chimp-antasticalifragilisticexpialidocious
Walaupun gak setenar franchise lain semacam Harry Potter dan Batman, namun Planet of the Apes sempat nelurin 4 sekuel dan 1 remake yang cukup berhasil, meski dari segi kualitas hanya film pertamanya dan Escape From the Planet of the Apes yang mendapat sambutan hangat. Ngeliat reputasi para sekuelnya yang ancur-ancuran, maka gak salah kalo banyak orang yang duluan skeptis sama versi reboot-nya ini. Apa lagi, ngeliat castnya, satu-satunya bintang besar yang familiar di kalangan penonton awam cuma James Franco aja. Selain itu, konsep ceritanya sendiri yang agak cheesy emang cocok buat ngebikin ilfil para film snobsduluan. Alhasil, cuma sedikit orang yang percaya kalo film ini bisa berhasil. EIts, tapi apakah lo termasuk salah satu dari mereka itu? Gue sih enggak hihihi.
Rise of the Planet of the Apes (RotPotA) mencoba untuk membuat suatu legacy baru dengan menjadikan film pertamanya ini sebagai intro dari serial yang hendak dibangunnya. Jika Planet of the Apes, bercerita tentang derajat kera dan manusia yang berubah 180 derajat. Maka, RotPotA mencoba untuk menceritakan awal mula invasi kera tersebut. Seperti standardnya film-film Hollywood, maka segala sesuatu yang aneh dan gak biasa, pasti bisa langsung disimpulin dengan adanya cairan ajaib hasil penemuan laboratorium bertahun-tahun. Klise banget yah?
Alkisah Will Rodman (James Franco) adalah seorang ilmuwan yang menjadi bintang di perusahaan tempatnya bekerja, Gen-Sys. Karena reputasinya itu, ia kemudian dipercaya untuk menangani suatu penelitian tentang obat Alzheimer yang diberi kode ALZ-112. Obat tersebut kemudian dites kepada beberapa simpanse percobaan. Karena suatu tragedi yang menimpanya, doi terpaksa harus merawat seekor simpanse percobaan jantan dari labnya. Walaupun baru berumur 1 hari, tapi simpanse yang bernama Caesar (Andy Serkis) ini menunjukkan progress intelegensi yang luar biasa hebat.Will gak bakal menyangka, kalo simpanse adopsinya itu akan jadi awal dari sesuatu yang besar…
Well, statement Rupert Wyatt, sang sutradara yang bilang kalo RotPotA bakalan di-reboot layaknya Batman Begins emang terbukti gak cuma omdo. Dengan berbagai sekuelnya yang lebih mengarah ke genre sci-fi action murni. RotPotA mencoba untuk mengemas cerita ini menjadi lebih berkelas dan dramatis. Buat lo yang berharap kalo film ini bakalan full action dan penuh dengan ledakan, wah lo salah tempat bro, mending nonton Transformers aja. Di film ini, Wyatt memilih untuk membangun ketegangan dengan alur yang agak lambat. Bahkan, bisa dibilang sebagian dari film ini malah difokuskan pada hubungan Caesar dan Rodman. Ini sebenernya merupakan suatu keputusan yang cukup berani, mengingat Planet of the Apes bukanlah franchise yang terkenal dari segi dramanya. Alur yang lambat bukan berarti bertele-tele loh. RotPotA memanfaatkan durasinya tersebut untuk membangun karakter setiap tokoh-tokohnya dan membuat para penonton menjadi merasa dekat dengan karakternya, sebelum nantinya adrenalin penonton dipompa lewat klimaks ceritanya yang dashyat.
Penokohan yang ciamik juga menjadi salah satu kekuatan dari film ini. Konsep memanusiakan kera yang diwakilkan dalam tokoh Caesar, dibuat serealistis mungkin. Dari awal, kita pelan-pelan diajak untuk mengenal Caesar dalam mengalami masa-masa pertumbuhan dan masa-masa pemberontakannya. Karena karakternya yang dirajut secara detail, Caesar yang sebenernya punya tampilan biasa aja, jadi keliatan istimewa karena ada ‘sesuatu’ di dalam karakternya. Walaupun cuma berbalut rambut dan kulit saja, keperkasaan Caesar sudah berhasil bikin kami semua teriak “HEELLL YEEAAHHH!” di salah satu adegan klimaksnya. Pengen kaya gitu juga ? Nonton dulu aja di bioskop!
karena keperkasaan Caesar dan filmnya yang bikin gue jadi pencinta binatang, film ini kami beri rating 4 Simpanse Melet!
Tulisan ini juga dimuat di provoke-online.com