Wednesday, March 23, 2011

The Life and Death of a Porno Gang (Mladen Djordjevic, 2009)

Ada apa dengan Serbia ? Setelah tahun lalu saya dikejutkan dengan sebuah karya visual yang brutal dan memilukan berjudul A Serbian Film, tahun ini saya mendapatkan kembali sebuah film serupa yang memiliki karakteristik yang sama, The Life and Death of a Porno Gang. Porno Gang sebenarnya sudah dirilis terlebih dahulu pada tahun 2009, namun dikarenakan konten ceritanya yang terlalu eksplisit, maka film ini tidak dirilis diluar Serbia, dan baru dapat dinikmati di awal tahun ini, itupun lewat akses dunia maya saja. Secara garis besar, Porno Gang bisa disebutkan sebagai kakak dari Serbian Movie, keduanya mengusung tema yang sama, tentang seorang pria gagal yang dihadapkan pada tawaran menggiurkan untuk membuat sebuah film snuff

Porno Gang sendiri merupakan sekumpulan anak muda yang berkeliling Serbia untuk mementaskan sebuah aksi teatrikal yang mencampurkan pornografi dan isu - isu sosial di dalamnya. Ide ini dicetuskan oleh Marko (Mihajlo Jovanovic), seorang lulusan fakultas perfilman yang dihadapkan pada kenyataan bahwa mimpinya menjadi sutradara besar terancam gagal karena tidak ada produser yang mau membiayai filmnya. Pertemuannya dengan Cane (Spencer Gray) menjadi pintu masuk baginya ke dalam industri film porno di Belgrade. Tak puas hanya menjadi kameramen untuk film - film porno picisan, ia pun menggagas ide untuk membuat suatu pentas teater porno pertama di dunia.

Dari situlah Porno Gang pertama kali terbentuk, dengan Marko sebagai pemimpin, dan beberapa teman serta aktor - aktor porno sebagai anggotanya. Pertunjukan teater porno ini tidak berlangsung lama. Cane yang marah karena aktornya dicuri oleh Marko, memanfaatkan adiknya yang juga seorang polisi, untuk membubarkan pertunjukannya, Marko dan anggota Porno Gang yang lain kemudian memutuskan kabur dari Belgrade, dan berkeliling Serbia, mengadakan pentas di desa - desa kecil disana, dengan harapan dapat meraih sukses dari situ. Seperti yang sudah diduga, para penduduk bereaksi sangatlah negatif. Ketika kehidupan mereka mulai menjadi semakin berantakan, seorang produser film snuff dari Jerman datang ke pemukiman mereka, dan menawarkan suatu proyek menggiurkan yang akan mengubah kehidupan mereka...

Saya pertama kali mendengar film in ketika A Serbian Film sedang gencar - gencarnya dibahas dalam berbagai media. Kesamaaan ide cerita dan plot membuat saya kemudian tertarik untuk menonton film ini. Kedua film ini sama - sama menjual eksploitasi dan kekerasan, namun berbeda dengan A Serbian Film yang cenderung lebih serius, Porno Gang memiliki atmosfer cerita yang cenderung lebih ringan dan cerita yang lebih variatif ketimbang saudara mudanya itu. Mladen Djordjevic menceritakan Porno Gang lewat gaya visual ala dokumenter dengan Marko sebagai sosok utama, pada awalnya. Lewat pembukanya, Marko memaparkan ide untuk mendokumentasikan hidupnya di depan kamera, tanpa tahu kemana arah hidupnya nanti. Gaya visual seperti ini sendiri sebenarnya tidak terlalu saya sukai, terutama karena mengingatkan saya pada film - film horror serta eksploitasi amatir yang membosankan. Tapi di film ini, keputusan Djordjevic termasuk tepat. lewat gaya seperti ini, saya seakan - akan terbawa masuk ke dalam kehidupan para Porno Gang sendiri, sehingga ikut bersimpati dengan kondisi mereka.  Pada adegan yang brutal dan eksplisit, bagian yang "dijual" oleh Porno Gang untuk menarik perhatian para pencinta film, Djordjevic, diluar dugaan saya, mengolah semua adegan tersebut dengan lebih "sopan", walaupun nuansa eksploitasinya sendiri tetap kental. Hal ini yang membuat saya justru merasa kasihan dan miris ketimbang jijik ketika melihat adegan - adegan tersebut.

Porno Gang mengangkat (atau lebih tepatnya, menjatuhkan) emosi penontonnya secara perlahan - lahan. Dibuka dengan nuansa yang cenderung ringan dan menghibur, Djordjevic mengisi adegan - adegan pada bagian tersebut dengan sisipan adegan konyol yang menarik, dalam satu adegan, Marko bahkan bercita- cita ingin membuat sebuah film artsy tentang pemuda yang bersetubuh dengan bumi, menghasilkan "anak" sebatang tanaman berbentuk aneh, yang ketika dikonsumsi dapat mengubah manusia menjadi zombie berliurkan sperma. Satu hal yang menarik adalah Djordjevic memberikan setiap warna yang berbeda  - beda pada anggota Porno Gang, dan memberikan ruang bagi mereka yang berkembang. Hal ini yang membuat saya merasa dekat dan bersimpati dengan kejadian yang menimpa mereka. Kedekatan emosional juga yang membuat film ini menjadi terasa begitu depresif ketika mencapai bagian akhirnya.

Porno Gang dapat dilihat sebagai suatu kisah pergolakan antara idealisme dan uang. Marko, yang pada awalnya begitu bersemangat untuk membuat suatu terobosan, melahirkan sebuah konsep seni baru yang lahir dari hasrat dan kecintaannya akan dunia seni tersebut. Namun, ketika masalah mulai datang menerpa, ia pun memutuskan untuk mengambil sampingan, membuat film snuff, menjual kematian kepada kliennya, dengan bayaran yang jauh lebih besar. Apa yang mulanya hanya sekedar sampingan, justru menjadi lebih dari sekedar itu. The Life and Death of Porno Gang mungkin dipasarkan sebagai sebuah film eksploitasi, namun bagi mereka yang mengharapkan akan mendapat "hiburan" yang sama dengan A Serbian Film, mungkin akan kecewa, karena Porno Gang terasa lebih sopan dan halus. namun jika mau dibandingkan, bagi saya, The Life and Death of Porno Gang jauh lebih komplit dan menyayat ketimbang adiknya tersebut.





No comments:

Post a Comment